Thursday, February 07, 2008

TUJUH PULUH KALI TUJUH KALI

Renungan untuk "Tampar" di Paroki

Itulah jawaban Yesus atas pertanyaan Petrus : " Tuhan sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku ? " Jadi bukan hanya sampai tujuh kali. Setiap kali kita melakukan kesalahan kita tentu berharap agar orang lain memaafkan kita,.Namun apakah juga sebaliknya kalau orang lain bersalah kepada kita kitapun bersedia memaafkan mereka ? Injil hari ini mengisahkan perumpamaan seorang raja yang mengadakan perhitungan dengan hambanya yang berutang sepuluh ribu talenta. Hamba ini tidak mampu melunasi hutangnya., dan memohon kepada raja untuk meringankan hutangnya dengan bersujud di hadapannya. Tergerak oleh rasa belas kasihan maka raja itu menghapus hutangnya dan membebaskannya.
Namun yang terjadi, setelah hamba itu keluar ia berjumpa dengan hamba lain kawannnya yang berhutang kepadanya ,ia memaksa kawannya tersebut untuk membayar hutangnya. Tanpa rasa belas kasih hamba tersebut menangkap dan mencekik kawannya yang berhutang itu dan menjebloskannya kedalam penjara karena tidak mampu membayar hutangnya Akhirnya kejadian itu diketahui kawan-kawannya dan dilaporkan kepada raja. Raja segera menangkapnya dan menyerahkannya kepada algojo-algojo sampai ia melunasi hutang-hutangnya.
Kita menuntut orang lain untuk mengampuni dan memaafkan kita. Tetapi sebaliknya kita sendiri begitu berat untuk memberikan maaf kepada orang lain. Kita menuntut orang lain untuk berkorban untuk kita tatapi apakah kita juga mau berkorban untuk orang lain ? Lalu mengapa kita mesti menuntut orang lain, jika kita sendiri tidak mau melakukannya untuk orang lain ?
Dalam suratnya kepada jemaat di Roma rasul Paulus mengatakan Sebab tidak ada seorangpun diantara kita yang hidup untuk dirinya sendiri …. Oleh karena itu semuanya bisa kita mulai dari diri kita sendiri sebelum kita mengharapkan orang lain melakukan sesuatu kepada kita dalam segala hal. Amin

oleh : Pak Budi, 25 Agustus 2005

No comments: