Thursday, February 07, 2008

EKARISTI, KESETIAAN DAN PENGORBANAN

Renungan untuk "Tampar" Paroki
Gereja mengajarkan bahwa karya keselamatan Allah dilaksanakan di dalam diri Yesus Kristus yang lahir kedunia sebagai manusia, hidup, menderita, wafat dan bangkit dari orang mati. Kedatangan Tuhan Yesus kedunia sebagai manusia telah lama diramalkan dan diceritakan oleh para nabi. Santo Paulus menulis : " …. Setelah genap waktunya, maka Allah mengutus anakNya , yang lahir dari seorang perempuan…(Gal 4:4). Untuk melaksanakan karya keselamatan itu Allah memilih seorang gadis desa yang sederhana bernama Maria untuk mengandung dan melahirkan sang Juru Selamat, dan Maria dengan kesediaan penuh menerima tawaran Allah yang disampaikan oleh malaikat Gabriel. Yohanes Pembabtis dipilih Allah untuk mempersiapkan jalan Bagi Tuhan Yesus dengan ajakannya untuk bertobat. Dan tidak kalah penting adalah Santo Yosep dipilih Allah untuk mempersiapkan agar Tuhan daspat diterima secara legal sebagai bapa pengasuhNya.
Pengalaman perjumpaan dengan malaikat Tuhan adalah sebuah pengalaman yang menimbulkan banyak tanda tanya. "Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut anak Allah yang maha tinggi". Bagaimana mungkin Maria seorang gadis desa yang sederhana, yang belum bersuami dipilih oleh Allah dan akan mengandung seorang anak, anak Allah? Namun didalam ketakutan dan kebingungannya , kata-kata malaikat membuka hati Maria yang masih tertutup oleh kebingungannya. Maria menunjukkkan sikap seorang yang beriman sejati , dengan tulus dan rendah hati menyerahkan semuanya kepada Allah, dengan berkata :" Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan ; jadilah padaku menurut perkataanmu itu."
Dalam sepanjang perjalanan kehidupannya dengan Yesus putranya, banyak sekali penderitaan yang ditanggung bunda Maria terutama di dalam penderitaan Yesus yang menderita untuk keselamatan manusia. Kedukaan sewaktu Yesus dijatuhi hukuman mati, ketika menderita memanggul salibnya menuju bukit Golgota diolok-olok dan diludahi . Kedukaan ketika akhirnya Yesus disalibkan dan wafat. Kedukaan ketika jenasah Yesus diturunkan di pangkuannya. Dan kedukaan ketika Yesus dimakamkan. Bisa dibayangkan bagaimana perasaan seorang ibu yang melihat penderitaan putranya yang amat menyedihkan? Yang mengagumkan adalah bahwa Bunda Maria tabah dan setia menanggung kedukaan dan penderitaan itu sampai akhir jalan salib Yesus dan tidak pernah mengeluh dan lari dari penderitaan itu, dan menyimpannya untuk dirinya sendiri.
Yesus sejak kedatangannya di dunia banyak mengalami percobaan. Ia harus lahir ditempat yang sederhana, tempat yang tidak layak bagiNya, yaitu kandang domba. Ditolak ditanah kelahirannya sendiri, Nasareth. Ditolak dan dimusuhi oleh imam-imam, penguasa-penguasa ,ahli taurat dan orang farisi. Tidak hanya sampai disitu, dalam perjalanan hidup selanjutnya Ia masih banyak mengalami tantangan , cobaan dan penderitaaan hingga wafat di kayu salib. Semuanya dilakukan untuk keselamatan manusia
Pada malam sebelum menderita Yesus mengadakan perjamuan Paska bersama-sama dengan muridnya lalu Ia mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka, katanya :"Inilah tubuhku yang diserahkan bagimu, perbuatlah ini menjadi peringatan akan Daku.Lalu Ia berkata :" Cawan ini adalah perjanjian baru oleh darahKu yang ditumpahkan bagi kamu…..". Setelah itu pergilah Yesus ke taman Getsemani, berdoa kepada Bapanya dan menyerahkan dirinya kepadaNya. Akhirnya Yesus dikhianati oleh muridnya sendiri, Yudas Iskariot dan ditangkap dan diadili dengan berbagai macam tuduhan. Yesus yang tidak bersalah diadili dihadapan mahkamah agama dan akhirnya dijatuhi hukuman mati di kayu salib. Dalam perjalanan penderitaannya yang sangat luar biasa, Dia tidak mengeluh dan tetap menjalaninya. Bahkan ketika murid-muridnya juga meninggalkannya, Dia tetap setia kepada Bapanya untuk menjalankan tugasnya. Menderita sengsara, disalibkan dan wafat di kayu salib untuk menebus dosa manusia. Ketika sebelum wafat, Dia tahu bahwa segala sesuatu telah selesai Ia berkata: " sudah selasai " ( Yoh19:30) dan " Ya Bapa kedalam tanganMu kuserahkan nyawaKu " ( Luk 23:46). Ini menunjukkkan kesetiaan yang luar biasa yang ditunjukkan Yesus kepada Bapanya, tugasnya sudah selesai dan dia menyerahkan sepenuhnya dirinya kepada Bapanya. " Ya Bapa Ku, jikalau Engkau mau, ambilah cawan ini dari pada Ku; tetapi bukanlah kehendak Ku, melainkan kehendak Mulah yang terjadi "
Kesederhanaan yang terwujud dari bunda Maria, menjadikannya dia dipilih oleh Allah menjadi Bunda Tuhan. Kepercayaan dan kesetiaannya kepada Allah ditunjukkkannnya dengan menerima tugas yang amat berat kepadanya, dan dengan penuh kepasrahan ia menyerahkan sepenuhnya kepada Allah karena " ia percaya sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan akan terlaksana " ( Luk 1:45 ) Kesetiannya kepada Allah juga ditunjukkannya kepada putranya Yesus Kristus ,serta Maria rela menanggung beban cobaan dan penderitaan dalam menemani Yesus dari lahir sampai wafatnya dikayu salib sungguh mengagumkan. Ini diwujudkannya dalam imannya pada Allah : "Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanMu itu ".
Kesetiaan Bunda Maria kepada Allah maupun kepada Yesus berarti adalah kesetiaan untuk membantu karya keselamatan Allah untuk manusia . Demikian juga dengan kesetiaan Yesus kepada Bapanya untuk untuk melaksanakan karya keselamatan, walaupun dengan mengalami penderitaan yang luar biasa dan akhirnya meninggal di kayu salib, dan menyerahkan nyawanya untuk menebus dosa-dosa manusia. Dalam Ekaristi , Yesus kembali hadir ditengah-tengah kita dan mengorbankan dirinya dengan memberikan tubuh dan darahnya kepada kita, seperti perjamuan paska yang pernah dilakukannya bersama murid-murid Nya, ini adalah wujud kasih setianya tetap selalu memberikan keselamatan kepada kita dan memberikan tugas perutusan kepada kita, mewartakan karya keselamatan kepada semua orang.
Kesetiaan Maria untuk menerima tugas dari Allah dengan penuh ketulusan dan kerendahan hati, juga kesetiaan Maria menemani Yesus dalam penderitaannya serta juga kesetiaan Yesus kepada Bapanya demi keselamatan manusia, merupakan teladan yang luar biasa bagi kita untuk bersedia dipakai Tuhan bagi kegembiraan orang banyak tanpa harus memikirkan diri kita sendiri. Tanpa harus memikirkan untung dan ruginya, menerima dan melaksanakannya dengan setia , tulus dan rendah hati
Amin.
oleh : Pak budi, Oktober 18, 2005

No comments: