Renungan di Tampar edisi Maret 2007
Dalam bacaan Injil hari ini Yesus memberikan sebuah perumpamaan tentang anak yang hilang..Yesus tergerak untuk menyampaikan perumpamaan tersebut karena sikap keras para ahli Taurat dan orang-orang Farisi yang mengakui diri mereka sebagai orang yang saleh, yang hidupnya baik, rajin berdoa dan beribadat serta taat kepada hukum Taurat namun menganggap para pemungut cukai dan orang-orang berdosa adalah orang yang hidupnya tercela dan seharusnya dijauhi dan disingkirkan. Tetapi Yesus justru membalikkan pandangan mereka dengan menerima para pemungut cukai dan orang-orang berdosa dan bahkan makan bersama mereka, sehingga mereka bersungut-sungut
Perumpamaan ini sangat menonjolkan belas kasih Allah yang begitu besar terhadap para pendosa yang bertobat. Allah selalu menunggu-nunggu kembalinya para pendosa yang bertobat, sama seperti ayah yang merindukan anak bungsunya yang hilang. Para pemungut cukai dan orang berdosa diumpamakan Yesus sebagai anak bungsu. Hidup dan perbuatan mereka pada awalnya sama seperti anak bungsu, tidak setia dan meninggalkan bapanya,, hidupnya tercela, suka pesta pora dan berfoya-foya dan hanya mengejar kenikmatan duniawi. Setelah terjatuh dan mengalami penderitaan akhirnya menyadari perbuatannya, menyesalinya, bertobat dan kembali kepada bapanya. Dengan sukacita dan bergembira bapanya menyambut anaknya yang telah kembali.
Kepada jemaat di Korintus Rasul Pulus menyerukan agar hendaknya kita selalu diperdamaikan dengan Kristus, dan tinggal dalam Kristus agar kita mampu meninggalkan manusia lama kita yang yang dikuasai oleh keinginan dunia dan mampu menjadi ciptaan baru atau manusia baru yang bangkit dan memulai hidup baru dengan arah baru dan semangat baru bersama Yesus. Amin
Oleh Pak budi, Maret 16, 2007
Perumpamaan ini sangat menonjolkan belas kasih Allah yang begitu besar terhadap para pendosa yang bertobat. Allah selalu menunggu-nunggu kembalinya para pendosa yang bertobat, sama seperti ayah yang merindukan anak bungsunya yang hilang. Para pemungut cukai dan orang berdosa diumpamakan Yesus sebagai anak bungsu. Hidup dan perbuatan mereka pada awalnya sama seperti anak bungsu, tidak setia dan meninggalkan bapanya,, hidupnya tercela, suka pesta pora dan berfoya-foya dan hanya mengejar kenikmatan duniawi. Setelah terjatuh dan mengalami penderitaan akhirnya menyadari perbuatannya, menyesalinya, bertobat dan kembali kepada bapanya. Dengan sukacita dan bergembira bapanya menyambut anaknya yang telah kembali.
Kepada jemaat di Korintus Rasul Pulus menyerukan agar hendaknya kita selalu diperdamaikan dengan Kristus, dan tinggal dalam Kristus agar kita mampu meninggalkan manusia lama kita yang yang dikuasai oleh keinginan dunia dan mampu menjadi ciptaan baru atau manusia baru yang bangkit dan memulai hidup baru dengan arah baru dan semangat baru bersama Yesus. Amin
Oleh Pak budi, Maret 16, 2007
No comments:
Post a Comment