Thursday, February 14, 2008
Posted by Komunitas Santa Agnes at 2:23:00 pm 0 comments
Wednesday, February 13, 2008
Si Manis "GISELLA"
Gisel jadi Saksi "Komuni Pertama" mas Titusnya....Persiapan dan gayanya bolehlah
Selamat yach gisel ..We love you
To be good daughter
Posted by Komunitas Santa Agnes at 9:43:00 am 0 comments
Labels: Aktivity
Komuni Pertama TITUS
Puji Syukur dan Terima Kasih karna Anakku sudah menerima Komuni Pertama...I Love You My son. Ternyata Romo Dion tetap Idola Keluargaku dan ST. AGNES. TUHAN berkatilah Romo Dion Kami di tempat yang baru semoga Romo Dion kau terangkan / Kau Curahkan dengan Roh kebijaksanaan dan Kerendahan Hati. Dann....Lebih diCintai oleh UMATnya. Melihat segala Persoaalan dengan Tetap menghandalkan KasihMU. Amin...Bravo Romo Dion.
Posted by Komunitas Santa Agnes at 9:34:00 am 1 comments
Labels: Aktivity
Kenangan Komuni Pertama
Kenangan Komuni Pertama "Titus & Andre" bersama Romo Dion....
Selamat buat My dear Titus and Andre
Terima kasih buat Romo Dion ...Kenangan bersamamu tidak akan dilupakan.
Posted by Komunitas Santa Agnes at 9:29:00 am 0 comments
Labels: Aktivity
Friday, February 08, 2008
SWEET "KAK BIAR PART II"
Bergaya Ala "POWER RANGER" ,,, ini dia kak biar kita, Kak Ahan, Kak Anton and Kak Januar (yang satu ini udah curi maling ndak tau dimana rimbanya.....mungkin mau bertapa kayak wiro sableng...menyepi), lho kak Ahan mesra banget (pegang siapa yach) apa ndak takut di cuap cuap oleh yayangnya. ha..haa. haa..
Posted by Komunitas Santa Agnes at 7:36:00 am 0 comments
Labels: Aktivity
Thursday, February 07, 2008
ULANG TAHUN IV SANTA AGNES (RENUNGAN)
Injil. Yohanes 6 : 35 - 40
Renungan ketika Ulang Tahun St. Agnes yang ke IVAKULAH ROTI HIDUP; BARANG SIAPA DATANG KEPADA-KU, IA TIDAK AKAN LAPAR LAGI………BARANG SIAPA MAKAN DAGING-KU DAN MINUM DARAH-KU, IA TINGGAL DALAM AKU DAN AKU DI DALAM DIA ( Yohanes : 6: 35 – 40 )
Bapak,ibu dan sdr/sdri umat St. Agnes yang terkasih, kita pada hari ini mengadakan wisata bersama di pantai Melayu, dalam rangka merayakan Ulang Tahun Komunitas St. Agnes yang ke 5. Orang tua, muda-mudi dan anak-anak semua ikut. Tentu ada maksud yang hendak dicapai dalam acara ini , dan bukan hanya sebagai acara yang penting happy. Lalu kalau saya boleh bertanya, dengan maksud dan tujuan apa acara ini diadakan ?……………………………
Sepanjang 5 tahun perziarahan hidup berkomunitas, mungkin kita bisa merasakan bahwa komunitas adalah keluarga kedua bagi kita bersama dan rumah tangga bagi semua keluarga. Kenyataan yang terjadi memang demikian.. Bagaimana silvi, ivon mau main di rumah gisel, main bersama, makan bersama, mandi bersama , tidur bersama, pinjam baju dsb. Bahkan sampai tidak mau pulang. Dan juga sebaliknya sebaliknya apabila gisel main dirumah silvi ataupun ivon.. Hal ini bisa terjadi karena mereka sudah bisa merasakan bahwa rumah gisel dan keluarga gisel adalah seperti rumah dan keluarganya sendiri. Jadi mereka tidak merasa asing, dan merasa seperti dirumahnya sendiri.Hal seperti ini tidak bisa muncul dan terjadi begitu saja , tetapi memerlukan suatu proses yang cukup panjang. Hal seperti ii mungkin juga dialami dan dirasakan oleh anak-anak dan keluarga yang lain.. Ada yang merasakan lain…………….
Bapak ibu ……………..
Tema acara ……………………….Tubuh dan darah kristus telah diberikan-Nya kepada kita, dimeteraikan dalam Sakramen Ekaristi. Apabila kita kita makan roti dari Perjamuan Tuhan, kita mengakui dan mengamini bahwa kita telah menerima apa yang diterima oleh gereja, yaitu Tubuh Kristus , Roti kehidupan yang memberikan kekuatan dan keselamatan bagi kita. Seperti roti itu adalah satu maka kita pun menyatukan diri dengan saudara-saudari kita yang makan dari meja perjamuan yang satu dan sama.. Tuhan Yesus melambangkan diri-Nya dengan roti, dan memberikan roti itu sekali untuk selamannya. Dia telah menyatukan kita dengan saudara-saudari kita dalam kasi-Nya, untuk melanjutkan karya perutusan_nya. Kita yang telah menerima Roti kehidupan bukan hanya Kristus tinggal dalam kita dan kita tinggal dalam kristus, tetapi kita juga mengalami persatuan dengan seluruh jemaat. Kita menjadi satu saudara dalam Kristus. Ini adalah makna yang penting bagi kita. Menjadi satu saudara dalam komunitas. Membangun persatuan bukan persoalan yang mudah, mudah apalagi dengan banyak latar belakang yang berbeda. Membangun persatuan / persaudaraan adalah sebuah proses yang menuntut banyak hal dari kita.
# Menuntut kita untuk menumbuhkan kejujuran dalam segala hal. Salomo mengatakan,” Jawaban yang jujur adalah tanda persahabatan yang sejati “ Persatuan / persaudaraan bergantung pada keterbukaan atau keterus terangan.
# Menuntut kita untuk bersikap rendah hati , yang berarti menyimpan segala kelebihan-kelebihan kita, tidak mementingkan diri sendiri, tidak membenarkan diri sendiri, Rasul Petrus berkata,” Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain.”
# Menuntut kita untuk mengembangkan sikap hormat., mau melihat, menerima dan menghargai perbedaan-perbedaan diantara kita, memperhatikan perasaan sesama , menyingkirkan segala ego pribadi, kesombongan, kecongkakan dari hati kita. Rasul Paulus berkata,” Hendaklah kamu saling mengasihi dan saling mendahului dalam memberi hormat.”
# Menuntut kita meluangkan waktu sering bertemu atau berkumpul dengan saudara- saudari kita. Seperti misalnya ibadat setiap hari minggu di komunitas. Ini bukan suatu kewajiban tetapi karena keinginan untuk berstemu dengan saudara.
Bapak ibu………Membangun persatuan / persaudaraan tidak mempermasalahkan perbedaan-perbedaan yang ada namun bagaimana mengolahnya menjadi sesuatu yang indah .Perbedaan itu sangat indah Ibarat sayur asam yang terdiri dari berbagai macam sayuran dan bumbu, didalam satu wadah, rasanya sangat nikmat. Dengan catatan tidak boleh ada yang dominant Tidak boleh ada yang kurang ataupun lebih.
Bapak ibu……………… Kita yang telah menerima Tubuh Kristus marilah berusaha untuk menjadi satu roti, satu tubuh, satu saudara, satu keluarga didalam komunitas dan masyarakat dengan bantuan-Nya. Marilah kita membangun komunitas dengan berbagai macam anggota keluarga dan latar belakang yang berbeda sehingga komunitas kita bisa menjadi Rumah Tangga dan Keluarga Bagi siapapun Juga, dengan semangat dan teladan Yesus yang dilakukannya pada perjamuan terakhir, yang bersedia merendahkan diri dan melayani dan akhirnya rela mengorbankan diri-Nya untuk kita. Selamat Ulang Tahun Komunitas St,. Agnes
Amin
Oleh : Pak budi, April 20, 2007
Labels: Sharing Injil - Ibadat komunitas
Posted by Komunitas Santa Agnes at 3:44:00 pm 1 comments
Labels: ULTAH KE IV ST. AGNES (RENUNGAN)
RABU ABU
Asal Mula Perayaan & Penggunaan Abu
Mengapa Hari Rabu
Apa itu Rabu Abu? Rabu Abu adalah permulaan Masa Pra-Paskah, yaitu masa pertobatan, pemeriksaan batin dan berpantang guna mempersiapkan diri untuk Kebangkitan Kristus dan Penebusan dosa kita. Mengapa pada Hari Rabu Abu kita menerima abu di kening kita? Sejak lama, bahkan berabad-abad sebelum Kristus, abu telah menjadi tanda tobat. Misalnya, dalam Kitab Yunus dan Kitab Ester. Ketika Raja Niniwe mendengar nubuat Yunus bahwa Niniwe akan ditunggangbalikkan, maka turunlah ia dari singgasananya, ditanggalkannya jubahnya, diselubungkannya kain kabung, lalu duduklah ia di abu. (Yunus 3:6). Dan ketika Ester menerima kabar dari Mordekhai, anak dari saudara ayahnya, bahwa ia harus menghadap raja untuk menyelamatkan bangsanya, Ester menaburi kepalanya dengan abu (Ester 4C:13). Bapa Pius Parsch, dalam bukunya "The Church's Year of Grace" menyatakan bahwa "Rabu Abu Pertama" terjadi di Taman Eden setelah Adam dan Hawa berbuat dosa. Tuhan mengingatkan mereka bahwa mereka berasal dari debu tanah dan akan kembali menjadi debu. Oleh karena itu, imam atau diakon membubuhkan abu pada dahi kita sambil berkata: "Ingatlah, manusia berasal dari debu dan akan kembali menjadi debu".
Abu yang digunakan pada Hari Rabu Abu berasal dari daun-daun palma yang telah diberkati pada perayaan Minggu Palma tahun sebelumnya yang telah dibakar. Setelah Pembacaan Injil dan Homili abu diberkati. Abu yang telah diberkati oleh gereja menjadi benda sakramentalia.
Dalam upacara kuno, orang-orang Kristen yang melakukan dosa berat diwajibkan untuk menyatakan tobat mereka di hadapan umum. Pada Hari Rabu Abu, Uskup memberkati baju kasar yang harus mereka kenakan selama empat puluh hari serta menaburi mereka dengan abu. Kemudian sementara umat mendaraskan Tujuh Mazmur Tobat, orang-orang yang berdosa berat itu diusir dari gereja, sama seperti Adam yang diusir dari Taman Eden karena ketidaktaatannya. Mereka tidak diperkenankan masuk gereja sampai Hari Kamis Putih setelah mereka memperoleh rekonsiliasi dengan bertobat sungguh-sungguh selama empat puluh hari dan menerima Sakramen Pengakuan Dosa. Sesudah itu semua umat, baik umum maupun mereka yang baru saja memperoleh rekonsiliasi, bersama-sama mengikuti Misa untuk menerima abu.
Sekarang semua umat menerima abu pada Hari Rabu Abu. Yaitu sebagai tanda untuk mengingatkan kita untuk bertobat, tanda akan ketidakabadian dunia, dan tanda bahwa satu-satunya Keselamatan ialah dari Tuhan Allah kita.
2/3. Seyogyanya Penerimaan Abu yang dikultuskan pada Hari Rabu itu diterimakan pada umat dipagi hari (ini masih bisa ditemukan dibeberapa daerah seperti Jawa, Katimin, dan Sumatera ) tetapi karena situasi dan kondisi umat seperti di Batam...yang notabene pada pagi hari orang lebih terdorong untuk masuk kerja pagi, sehingga dibuat kebijakan yang tentunya sedikit mengurangi makna/ awalnya kita memasuki Masa Tobat selama masa Prapaskah. Dan soal lain menyangkut penerimaan abu pada Hari Minggu hal ini kembali pada kebijakan gereja setempat untuk tetap memberikan abu kepada umat yang lain meskipun tentunya sudah terlambat. Apalagi Jumat setelah penerimaan abu, kita telah memulai dengan Ibadat Jalan Salib ; mengenangkan sengsara Tuhan Kita. Dengan demikian, maka sekiranyapun kita menerima abu pada sore hari, tetapi paling tidak niat kita untung melakukan puasa dan pantang pada hakekatnya sudah dimulai dari pagi hari sampai sore/ malam setelah kita menerima abu, baru bisa makan/ minum. "Sebab manusia bukan hanya hidup dari roti saja, melainkan dari Sabda
Posted by Komunitas Santa Agnes at 1:09:00 pm 0 comments
Labels: DOA LOG
BERLAYAR PART 9
Posted by Komunitas Santa Agnes at 12:55:00 pm 0 comments
Labels: Aktivity
BERLAYAR PART 8
Posted by Komunitas Santa Agnes at 12:52:00 pm 0 comments
Labels: Aktivity
BERLAYAR PART 7
Posted by Komunitas Santa Agnes at 12:47:00 pm 0 comments
Labels: Aktivity
BERLAYAR PART 5
kayak ndak ngerti aja nich... Selamat buat Maria & Paul .............he is very cool.. setuju
Posted by Komunitas Santa Agnes at 12:37:00 pm 0 comments
Labels: Aktivity
BERLAYAR PART 4
Posted by Komunitas Santa Agnes at 12:34:00 pm 0 comments
Labels: Aktivity
BERLAYAR PART 3
Posted by Komunitas Santa Agnes at 12:31:00 pm 0 comments
Labels: Aktivity
BERLAYAR PART 2
Posted by Komunitas Santa Agnes at 12:25:00 pm 0 comments
Labels: Aktivity
BERLAYAR PART 1
Posted by Komunitas Santa Agnes at 12:17:00 pm 0 comments
Labels: Aktivity
SWEET "KAK BIAR"
Posted by Komunitas Santa Agnes at 11:37:00 am 0 comments
Labels: Aktivity
Dancer 's Santa Agnes Part III
Posted by Komunitas Santa Agnes at 11:16:00 am 0 comments
Labels: Aktivity
PERJALANAN
Posted by Komunitas Santa Agnes at 10:11:00 am 0 comments
Labels: Aktivity
Big Family Part 2
Posted by Komunitas Santa Agnes at 10:07:00 am 0 comments
Labels: Aktivity
Santa Agnes's Dancer Part2
Posted by Komunitas Santa Agnes at 9:57:00 am 0 comments
Labels: Aktivity
PERSAHABATAN
Posted by Komunitas Santa Agnes at 9:39:00 am 0 comments
Labels: Aktivity
KEJUJURAN & KESETIAAN
Perumpamaan dalam bacaan Injil hari ini mau menampilkan kejujuran dan kesetiaan sebagai kualitas hidup yang perlu diperjuangkan oleh setiap orang. Yesus menganjurkan agar setiap orang memiliki sikap yang tegas dan tidak mendua. “ Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan “. Harus tegas antara memilih Allah atau mammon, sebab Allah dan mammon adalah dua pilihan yang tidak bisa diperdamaikan. Ketegasan sikap itu akan nampak dalam mutu perkara-perkara kecil yang kita lakukan. “ Barang siapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia dalam perkara-perkara besar”. Kejujuran dan kesetiaan adalah keutamaan kristiani yang perlu dihidupi dan diperjuangkan, karena mengandung relasi dengan orang lain. Tidak mungkin orang mempercayakan sesuatu kepada orang yang tidak jujur dan tidak setia. Hanya mereka yang teruji jujur dan setia dalam perkara-perkara kecil akan dihormati, dan dikagumi bahkan dijadikan teladan dan pantas dipercaya untuk menerima atau menangani perkara-perkara yang besar.
Walaupun kita sudah berusaha untuk memperjuangkan kejujuran namun adakalanya kita senantiasa dihadapkan pada pilihan-pilihan yang bertentangan dengan pilihan pada kehendak Allah, sehingga kita secara sadar atau tidak seringkali jatuh dalam ketidak jujuran dan ketidak setiaan. Oleh karena itu kita harus tegas memilih pilihan kepada Allah dan meninggalkan mammon yang dapat berupa kehidupan duniawi (buah-buah daging ) yang berlawanan dengan buah- buah roh, dengan selalu….. memanjatkan doa, permohonan, dan ucapan syukur kepada Allah agar kita dapat hidup aman, tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan.
Amin
Oleh : Pak Budi, September 20, 2007
Posted by Komunitas Santa Agnes at 9:35:00 am 0 comments
Labels: Renungan
JALAN menuju KESELAMATAN
Ekaristi, Berdoa , Mendengarkan Firman Tuhan, Pertobatan tidak akan ada artinya apabila hanya sebatas ritual namun yang terpenting adalah mewujudkannya dalam hidup nyata. Kita harus menjadikan Firman Tuhan, Ekaristi yang adalah Yesus sendiri sebagai sumber dan pedoman hidup kita. Maka kita harus berjuang terus menerus untuk selalu hidup seturut teladan hidup-Nya. Mengasihi semua orang, rendah hati dan lemah lembut, mau mengampuni terhadap yang bersalah, rela berkorban dan mau memberikan hidup kita untuk kepentingan sesama. Sekecil apapun yang kita lakukan untuk sesama berarti kita melakukannya untuk Tuhan karenanya….. kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya.
" Tuhan sedikit sajakah orang yang diselamatkan ?"
Jawab Yesus:" Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu !"
Jawaban Yesus ini menunjukkkan bahwa keselamatan yang ditawarkan Allah tidak turun dari langit begitu saja tetapi diperlukan usaha dan perjuangan yang terus menerus sepanjang hidup untuk memperolehnya, yakni dengan berusaha untuk hidup seperti Yesus.
Amin
Posted by Komunitas Santa Agnes at 9:16:00 am 0 comments
Labels: Renungan
PILIHAN TERBAIK
Kisah Marta dan Maria dalam Injil hari ini mengajarkan kepada kita tentang cara membuat pilihan yang terbaik tanpa harus meninggalkan pilihan yang lain. Dan Maria telah memilih bagian yang terbaik dengan duduk di dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya. Memiliki kedekatan dengan Yesus tidaklah berarti mengabaikan karya dan pelayanan dalam hidup seperti yang dilakukan Marta, tetapi kedekatan dengan Yesus justru membuat kita mempunyai semangat untuk dapat bekerja dan melayani dengan penuh sukacita. Kedekatan dengan Yesus sungguh menyatukan doa dan karya serta pelayanan.
Bekerja keras membanting tulang dan memeras keringat bahkan harus siang dan malam adalah suatu kewajiban setiap orang untuk memenuhi kebutuhan hidup. Namun ada baiknya sesibuk apapun kehidupan kita perlu menyediakan waktu , mencari sejenak ketenangan dengan duduk bersimpuh dikaki Yesus seperti yang dilakukan Maria untuk mendengarkan firman-Nya dan menimba air kehidupan dari pada-Nya agar menyegarkan hidup kita dan memberikan semangat dan kekuatan baru untuk berkarya dan melayani. Karena firman Tuhan mempunyai daya dan kuasa untuk menjadikan sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin seperti yang dialami Sara istri Bapa Abraham. Sara yang sudah tua renta akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak. "Sesungguhnya Aku akan kembali tahun depan mendapatkan engkau, pada waktu itulah Sara, istrimu, akan mempunyai seorang anak laki-laki."
Manakah yang lebih penting berdoa atau bekerja? Tidaklah terlau penting untuk memilih diantara berdoa dan bekerja tatapi kesadaran bahwa keduanya adalah sesuatu yang tidak terpisahkan bila kita dekat dengan Tuhan.Yang penting kita tidak lepas dari sumber dan pokok kehidupan kita yakni Yesus Sudahkah kita memilih bagian yang terbaik dalam hidup kita?
Amin.
Oleh : Pak Budi, July 19 2007
Posted by Komunitas Santa Agnes at 9:13:00 am 0 comments
Labels: Renungan
Apakah Tujuan HIDUPku
Yohanes Pembabtis adalah salah satu tokoh Kitab Suci yang sangat penting dalam sejarah keselamatan Allah. Sejak dikandung oleh ibunya Elisabet sampai dilahirkan ditandai dengan keajaiban-keajaiban. Roh Allah sungguh-sungguh hadir dalam dirinya. Sehingga sewaktu dilahirkan orang-orang yang mendengarnya berkata :" Menjadi apakah anak ini nanti? Sebab tangan Tuhan menyertai Dia ". Yohanes Pembabtis lahir karena Allah telah merencanakannya dan menghendakinya untuk tujuan tertentu. Dia bukanlah sekedar pengkotbah yang berseru –seru di-padang gurun yang menyerukan ajakan pertobatan tetapi lebih sebagai persiapan demi kehadiran Yesus Kristus. Dialah nanti yang akan mempersiapkan jalan bagi sang Mesias. Yohanes telah mengabdikan seluruh hidupnya untuk kedatangan Mesias. Dia mampu merendahkan diri dengan mengatakan bahwa ia rela untuk menjadi lebih kecil demi kebesaran Yesus Sang Mesias yang dipersiapkannya..
Yohanes Pembabtis telah mengambil bagian dan memainkan peranan penting dalam rencana Allah. Lahir untuk merintis jalan bagi kepentingan Kristus, konsekuen dan setia dengan panggilan hidupnya dan melaksanakan tugasnya dengan baik walau harus mengorbankan nyawanya. Mungkin kelahiran kita tidak diliputi dengan tanda-tanda ajaib. Ini bukan berarti kelahiran dan hidup kita tidak ada artinya. Namun kita bisa menemukan jawabannya dengan merenungkan dan berefleksi diri dengan peristiwa kelahiran Yohanes Pembabtis sebagai teladan seorang manusia dengan tujuan hidup yang jelas. Dengan bertanya , Apa yang Allah rencanakan dan kehendaki dengan hidupku ? Nabi Yesaya dalam Kitabnya mengatakan……..Tuhan telah memanggil aku sejak dari kandungan, telah menyebut namaku sejak dari perut ibuku. Yang membentuk aku sejak dari kandungan untuk menjadi hamba-Nya
Amin.
Posted by Komunitas Santa Agnes at 9:10:00 am 0 comments
Labels: Renungan
SAKSI IMAN
Yesus mewartakan kabar gembira kepada semua orang agar semua orang menjadi percaya dan memperoleh keselamatan. Namun dalam kenyataannya banyak orang yang tidak percaya akan ajarannya bahkan menolaknya. Namun karena kasihnya kepada manusia, yang adalah cinta sejati dan yang sempurna Yesus rela menebusnya dengan mengorbankan Nyawanya untuk supaya semua orang menjadi percaya kepadanya.
Dan dalam doanya kepada Bapa, Yesus juga memohon untuk mereka yang percaya kepada-Nya " supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam kita…. "
Dalam Injil hari ini Yesus menegaskan agar kita yang percaya kepada-Nya, dapat bersatu yang didasarkan atas kesatuan Bapa dengan Putra.
Kesatuan hidup satu sama lain dapat terungkap dalam sikap dan tindakan sehari-hari untuk mau mendengarkan, mau mengasihi, mau mengampuni, mau melayani orang lain, dan rela berkurban untuk menolong orang-orang yang membutuhkan pertolongan kita. Kalau sikap-sikap ini menjadi semangat hidup orang katolik maka kita akan dapat mewujudkan persatuan dan kesatuan dalam gereja kita.
Segala karya dan perbuatan yang kita lakukan semuanya itu akan mendapatkan ganjaran, bahkan merupakan suatu basis hidup surgawi yang kita nantikan. " Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa upah-Ku untuk membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya ". Yesus menghendaki agar kita bersatu sama lain sebagai satu gereja, sebuah ikatan cinta kasih dan persaudaraan sejati seperti kesatuan antara Yesus dan Bapa yang adalah satu adanya Oleh karena itu marilah dengan semangat dan teladan Stefanus kita mewujudkan gereja agar dapat menjadi saksi kesatuan dan bukannya perpecahan dan pertikaian, sehingga dari gereja kita dapat memetik buah-buah kesatuan dan kedamaian.
Amin
Posted by Komunitas Santa Agnes at 9:07:00 am 0 comments
Labels: Renungan
MENGASIHI
Dalam injil hari ini Yesus memberikan perintah baru kepada murid-murid-Nya yakni untuk supaya saling mengasihi. Mengasihi atau mencintai merupakan kewajiban yang harus menjadi ciri khas dari murid-murid Yesus. Sehingga " Dengan demikian orang akan tahu bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi ". Kasih adalah ungkapan iman Kristiani yang paling jelas. Kalau kita percaya kepada Allah dalam Yesus maka kita akan mempraktekkan kasih itu dalam kehidupan persekutuan dan dalam kehidupan di dunia ini. Dengan perkataan lain seorang dapat disebut Kristen bila memperlihatkan kasih dalam hidupnya.Betapun susahnya mengasihi atau mencintai, berapapun besar pengorbanan yang harus diberikan, mengasihi harus menjadi pilihan satu-satunya. Dalam bacaan pertama, Rasul Paulus dan Barnabas mewujudkan amanat Yesus dengan berkunjung dan membangun persekutuan dengan umat. Rasul Paulus menegaskan , bahwa kesengsaraaan merupakan bagian dari pelaksanaan cinta kasih itu. Sedangkan Penginjil Yohanes dalam kitab Wahyu memberikan harapan bahwa buah dari cinta kasih adalah langit baru dan bumi baru di mana ratap tangis dan air mata akan dihapuskan yakni pada saat di mana Sang Raja membuat segala sesuatu menjadi baru
Kisah…Telah dibayar dengan segelas susu, yang diberikan secara ikhlas kepada ,seorang bocah laki-laki yang kehausan dan kelaparan dua puluh tahun yang lalu. Tertanda Dokter Spesialis Howard Kelly……………
Betapa terkejutnya wanita itu. Rasa haru dan air mata sukacita mengalir dari mata tuanya. Ia tidak menyangka jumlah tagihan yang luar biasa besarnya tidak dihitung satu sen pun. Lunas oleh segelas susu.…..Wanita itu berdoa: Terima kasih Tuhan, karena KasihMu sungguh nyata, terbesar melalui hati dan tangan manusia…..
Saudara dan saudari yang terkasih ……….Perintah baru yang diberikan Yesus adalah mengasihi dengan kualitas yang lebih dalam, yakni mengasihi seperti Yesus telah mengasihi para murid-Nya. Yesus berkata : " Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya" Itulah cara Yesus mengasihi murid-murid-Nya dan orang yang percaya kepadanya. Bukan hanya soal uang dan materi yang diberikan Yesus sebagai tanda kasih-Nya tetapi Yesus memberikan hidup dan mati-Nya kepada kita. Kasih-Nya yang luar biasa menjadi teladan bagi kita untuk belajar mencintai dan mengasihi secara benar. Kita harus mampu berpaling dan berani berkorban kepada siapa saja disekitar kita yang membutuhkan bantuan dan pertolongan. Dan melakukannya dengan kerendahan hati, tulus iklas dan sungguh-sungguh, dengan segenap budi, segenap kekuatan, dan dengan segenap hati tanpa syarat ini dan syarat itu tanpa mengharapkan imbalan apapun bentuknya. Karena apa yang kita lakukan untuk sesama berarti kita melakukannya untuk Tuhan. Dan kita percaya bahwa Tuhan pasti akan membalas cinta kita dengan berkatnya yang tak terduga.
Mother Theresa dari Calcuta pernah mengatakan: " Penyakit yang paling ganas saat ini adalah penyakit kekurangan kasih" Penyakit ini yang menyebabkan keluarga , masyarakat, Negara dan Dunia menjadi hancur . Egoisme, persaingan, permusuhan , dendam sudah sudah mengalahkan kasih. Sehingga perdamaian menjadi sesuatu hal yang sulit dilakukan dan peperangan adalah jalan keluarnya Oleh karena itu Yesus melalui Firman-Nya hari ini menantang kita untuk serius menjadi agen Kasih-Nya Karena Kasih mampu menembus batas-batas suku, ras dan antar golongan Kita harus mampu mengasihi siapa saja, keluarga kita, rekan dan teman, dan semua orang disekitar kita yang memerlukan kasih, bantuan , perhatian dan pertolongan kita. Sehingga kita semua akan dapat menikmati langit dan bumi yang baru.
Amin.
Posted by Komunitas Santa Agnes at 9:03:00 am 0 comments
Labels: Sharing Injil - Ibadat komunitas
MENGASIHI
Dalam injil hari ini Yesus memberikan perintah baru kepada murid-murid-Nya yakni untuk supaya saling mengasihi. Mengasihi atau mencintai merupakan kewajiban yang harus menjadi ciri khas dari murid-murid Yesus. Sehingga " Dengan demikian orang akan tahu bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi ". Kasih adalah ungkapan iman Kristiani yang paling jelas. Kalau kita percaya kepada Allah dalam Yesus maka kita akan mempraktekkan kasih itu dalam kehidupan persekutuan dan dalam kehidupan di dunia ini. Dengan perkataan lain seorang dapat disebut Kristen bila memperlihatkan kasih dalam hidupnya.Betapun susahnya mengasihi atau mencintai, berapapun besar pengorbanan yang harus diberikan, mengasihi harus menjadi pilihan satu-satunya. Dalam bacaan pertama, Rasul Paulus dan Barnabas mewujudkan amanat Yesus dengan berkunjung dan membangun persekutuan dengan umat. Rasul Paulus menegaskan , bahwa kesengsaraaan merupakan bagian dari pelaksanaan cinta kasih itu. Sedangkan Penginjil Yohanes dalam kitab Wahyu memberikan harapan bahwa buah dari cinta kasih adalah langit baru dan bumi baru di mana ratap tangis dan air mata akan dihapuskan yakni pada saat di mana Sang Raja membuat segala sesuatu menjadi baru
Kisah…Telah dibayar dengan segelas susu, yang diberikan secara ikhlas kepada ,seorang bocah laki-laki yang kehausan dan kelaparan dua puluh tahun yang lalu. Tertanda Dokter Spesialis Howard Kelly……………
Betapa terkejutnya wanita itu. Rasa haru dan air mata sukacita mengalir dari mata tuanya. Ia tidak menyangka jumlah tagihan yang luar biasa besarnya tidak dihitung satu sen pun. Lunas oleh segelas susu.…..Wanita itu berdoa: Terima kasih Tuhan, karena KasihMu sungguh nyata, terbesar melalui hati dan tangan manusia…..
Saudara dan saudari yang terkasih ……….Perintah baru yang diberikan Yesus adalah mengasihi dengan kualitas yang lebih dalam, yakni mengasihi seperti Yesus telah mengasihi para murid-Nya. Yesus berkata : " Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya" Itulah cara Yesus mengasihi murid-murid-Nya dan orang yang percaya kepadanya. Bukan hanya soal uang dan materi yang diberikan Yesus sebagai tanda kasih-Nya tetapi Yesus memberikan hidup dan mati-Nya kepada kita. Kasih-Nya yang luar biasa menjadi teladan bagi kita untuk belajar mencintai dan mengasihi secara benar. Kita harus mampu berpaling dan berani berkorban kepada siapa saja disekitar kita yang membutuhkan bantuan dan pertolongan. Dan melakukannya dengan kerendahan hati, tulus iklas dan sungguh-sungguh, dengan segenap budi, segenap kekuatan, dan dengan segenap hati tanpa syarat ini dan syarat itu tanpa mengharapkan imbalan apapun bentuknya. Karena apa yang kita lakukan untuk sesama berarti kita melakukannya untuk Tuhan. Dan kita percaya bahwa Tuhan pasti akan membalas cinta kita dengan berkatnya yang tak terduga.
Mother Theresa dari Calcuta pernah mengatakan: " Penyakit yang paling ganas saat ini adalah penyakit kekurangan kasih" Penyakit ini yang menyebabkan keluarga , masyarakat, Negara dan Dunia menjadi hancur . Egoisme, persaingan, permusuhan , dendam sudah sudah mengalahkan kasih. Sehingga perdamaian menjadi sesuatu hal yang sulit dilakukan dan peperangan adalah jalan keluarnya Oleh karena itu Yesus melalui Firman-Nya hari ini menantang kita untuk serius menjadi agen Kasih-Nya Karena Kasih mampu menembus batas-batas suku, ras dan antar golongan Kita harus mampu mengasihi siapa saja, keluarga kita, rekan dan teman, dan semua orang disekitar kita yang memerlukan kasih, bantuan , perhatian dan pertolongan kita. Sehingga kita semua akan dapat menikmati langit dan bumi yang baru.
Amin.
Posted by Komunitas Santa Agnes at 9:03:00 am 0 comments
Labels: Sharing Injil - Ibadat komunitas
GEMBALA YANG BAIK
Ketika Yesus tampil serba beda, bangsa Yahudi merasa kaget. Karena Yesus sang Mesias yang datang tidak seperti yang mereka harapkan. Yesus yang datang justru bergaul dengan para pengemis, para penyakitan, pelacur, pemungut cukai, dan orang-orang yang tersingkirkan seperti orang Samaria dan orang Siro Fenesia. Adalah sesuatu yang tidak lazim dilakukan oleh seorang pemimpin agama atau Gembala. Dan ketika itu Yesus juga berbicara mengenai domba-domba dibawah gembalaannya di mana orang Yahudi tidak termasuk didalam kawanannya karena mereka tidak percaya. Oleh karena itu mereka melakukan penolakan terhadap Yesus. Penolakan yang sama dialami oleh Rasul Paulus dan Barnabas dalam mewartakan kebenaran tentang Yesus di Antiokhia. Orang-orang Yahudi merasa iri bahwa banyak orang -orang yang percaya akan pewartaan mereka dan menjadi pengikutnya. Oleh karena itu mereka memprovokasi penduduk Antiokhia sehingga akhirnya Paulus dan Barnabas diusir.
Yesus adalah gembala dan kita adalah kawanan domba-Nya. Gembala yang baik : mengenal dan dikenal domba-dombanya, menjaga keselamatan domba-dombanya dari serangan binatang buas dan ancaman-ancaman lain yang membahayakan hidupnya, rela mempertaruhkan nyawanya untuk keselamatan domba-dombanya, dan memasukkan domba-domba liar untuk masuk didalam kawanan dombanya, dan akan menggembalakan dan menuntun mereka ke mata air kehidupan, sehingga mereka tidak akan menderita lapar dan dahaga lagi dan matahari atau panas terikpun tidak akan menimpa mereka lagi , sama seperti yang dialami kawanan domba yang lain. , Yesus telah memberikan teladan kepada kita untuk menjadi gembala yang baik. Bisa dimulai dari lingkup keluarga, komunitas atau lingkup paroki ataupun lingkup yang lebih luas lagi. Seorang gembala harus menjalin hubungan yang erat dengan umatnya, yang ditunjukkan dengan sikap saling memperhatikan dan mengenal dan mencintai. Seorang gembala harus memperhatikan dan mempunyai kepekaan akan kebutuhan-kebutuhan umatnya, permasalahan-permasalahan yang dihadapinya serta memberikan bantuan dan solusi-solusinya. Seorang gembala harus mempunyai sikap rela berkorban, mengorbankan waktu, tenaga, pikiran dan materi demi kebutuhan dan keutuhan umatnya Seorang gembala harus mampu merangkul umatnya yang hilang ataupun yang berada diluar untuk masuk didalam gereja kembali. Tidak mudah untuk menjadi seorang gembala, dan harus siap untuk ditolak dan diusir, seperti yang pernah dialami oleh Rasul Paulus dan Barnabas dan bahkan dialami oleh Yesus sendiri. Namun Kristus adalah satu-satunya jawaban , kita harus selalu bersandar kepada-Nya dan mengikuti teladan-Nya.
Amin.
Oleh : Mama Titus, April 25, 2007
Posted by Komunitas Santa Agnes at 8:56:00 am 0 comments
Labels: Renungan
Injil. Yohanes 6 : 35 - 40
Bapak,ibu dan sdr/sdri umat St. Agnes yang terkasih, kita pada hari ini mengadakan wisata bersama di pantai Melayu, dalam rangka merayakan Ulang Tahun Komunitas St. Agnes yang ke 5. Orang tua, muda-mudi dan anak-anak semua ikut. Tentu ada maksud yang hendak dicapai dalam acara ini , dan bukan hanya sebagai acara yang penting happy. Lalu kalau saya boleh bertanya, dengan maksud dan tujuan apa acara ini diadakan ?……………………………
Sepanjang 5 tahun perziarahan hidup berkomunitas, mungkin kita bisa merasakan bahwa komunitas adalah keluarga kedua bagi kita bersama dan rumah tangga bagi semua keluarga. Kenyataan yang terjadi memang demikian.. Bagaimana silvi, ivon mau main di rumah gisel, main bersama, makan bersama, mandi bersama , tidur bersama, pinjam baju dsb. Bahkan sampai tidak mau pulang. Dan juga sebaliknya sebaliknya apabila gisel main dirumah silvi ataupun ivon.. Hal ini bisa terjadi karena mereka sudah bisa merasakan bahwa rumah gisel dan keluarga gisel adalah seperti rumah dan keluarganya sendiri. Jadi mereka tidak merasa asing, dan merasa seperti dirumahnya sendiri.Hal seperti ini tidak bisa muncul dan terjadi begitu saja , tetapi memerlukan suatu proses yang cukup panjang. Hal seperti ii mungkin juga dialami dan dirasakan oleh anak-anak dan keluarga yang lain.. Ada yang merasakan lain…………….
Bapak ibu ……………..
Tema acara ……………………….Tubuh dan darah kristus telah diberikan-Nya kepada kita, dimeteraikan dalam Sakramen Ekaristi. Apabila kita kita makan roti dari Perjamuan Tuhan, kita mengakui dan mengamini bahwa kita telah menerima apa yang diterima oleh gereja, yaitu Tubuh Kristus , Roti kehidupan yang memberikan kekuatan dan keselamatan bagi kita. Seperti roti itu adalah satu maka kita pun menyatukan diri dengan saudara-saudari kita yang makan dari meja perjamuan yang satu dan sama.. Tuhan Yesus melambangkan diri-Nya dengan roti, dan memberikan roti itu sekali untuk selamannya. Dia telah menyatukan kita dengan saudara-saudari kita dalam kasi-Nya, untuk melanjutkan karya perutusan_nya. Kita yang telah menerima Roti kehidupan bukan hanya Kristus tinggal dalam kita dan kita tinggal dalam kristus, tetapi kita juga mengalami persatuan dengan seluruh jemaat. Kita menjadi satu saudara dalam Kristus. Ini adalah makna yang penting bagi kita. Menjadi satu saudara dalam komunitas. Membangun persatuan bukan persoalan yang mudah, mudah apalagi dengan banyak latar belakang yang berbeda. Membangun persatuan / persaudaraan adalah sebuah proses yang menuntut banyak hal dari kita.
# Menuntut kita untuk menumbuhkan kejujuran dalam segala hal. Salomo mengatakan,” Jawaban yang jujur adalah tanda persahabatan yang sejati “ Persatuan / persaudaraan bergantung pada keterbukaan atau keterus terangan.
# Menuntut kita untuk bersikap rendah hati , yang berarti menyimpan segala kelebihan-kelebihan kita, tidak mementingkan diri sendiri, tidak membenarkan diri sendiri, Rasul Petrus berkata,” Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain.”
# Menuntut kita untuk mengembangkan sikap hormat., mau melihat, menerima dan menghargai perbedaan-perbedaan diantara kita, memperhatikan perasaan sesama , menyingkirkan segala ego pribadi, kesombongan, kecongkakan dari hati kita. Rasul Paulus berkata,” Hendaklah kamu saling mengasihi dan saling mendahului dalam memberi hormat.”
# Menuntut kita meluangkan waktu sering bertemu atau berkumpul dengan saudara- saudari kita. Seperti misalnya ibadat setiap hari minggu di komunitas. Ini bukan suatu kewajiban tetapi karena keinginan untuk berstemu dengan saudara.
Bapak ibu………Membangun persatuan / persaudaraan tidak mempermasalahkan perbedaan-perbedaan yang ada namun bagaimana mengolahnya menjadi sesuatu yang indah .Perbedaan itu sangat indah Ibarat sayur asam yang terdiri dari berbagai macam sayuran dan bumbu, didalam satu wadah, rasanya sangat nikmat. Dengan catatan tidak boleh ada yang dominant Tidak boleh ada yang kurang ataupun lebih.
Bapak ibu……………… Kita yang telah menerima Tubuh Kristus marilah berusaha untuk menjadi satu roti, satu tubuh, satu saudara, satu keluarga didalam komunitas dan masyarakat dengan bantuan-Nya. Marilah kita membangun komunitas dengan berbagai macam anggota keluarga dan latar belakang yang berbeda sehingga komunitas kita bisa menjadi Rumah Tangga dan Keluarga Bagi siapapun Juga, dengan semangat dan teladan Yesus yang dilakukannya pada perjamuan terakhir, yang bersedia merendahkan diri dan melayani dan akhirnya rela mengorbankan diri-Nya untuk kita. Selamat Ulang Tahun Komunitas St,. Agnes
Amin
Posted by Komunitas Santa Agnes at 8:34:00 am 0 comments
Labels: Sharing Injil - Ibadat komunitas
MANUSIA BARU
Renungan di Tampar edisi Maret 2007
Perumpamaan ini sangat menonjolkan belas kasih Allah yang begitu besar terhadap para pendosa yang bertobat. Allah selalu menunggu-nunggu kembalinya para pendosa yang bertobat, sama seperti ayah yang merindukan anak bungsunya yang hilang. Para pemungut cukai dan orang berdosa diumpamakan Yesus sebagai anak bungsu. Hidup dan perbuatan mereka pada awalnya sama seperti anak bungsu, tidak setia dan meninggalkan bapanya,, hidupnya tercela, suka pesta pora dan berfoya-foya dan hanya mengejar kenikmatan duniawi. Setelah terjatuh dan mengalami penderitaan akhirnya menyadari perbuatannya, menyesalinya, bertobat dan kembali kepada bapanya. Dengan sukacita dan bergembira bapanya menyambut anaknya yang telah kembali.
Kepada jemaat di Korintus Rasul Pulus menyerukan agar hendaknya kita selalu diperdamaikan dengan Kristus, dan tinggal dalam Kristus agar kita mampu meninggalkan manusia lama kita yang yang dikuasai oleh keinginan dunia dan mampu menjadi ciptaan baru atau manusia baru yang bangkit dan memulai hidup baru dengan arah baru dan semangat baru bersama Yesus. Amin
Oleh Pak budi, Maret 16, 2007
Posted by Komunitas Santa Agnes at 8:31:00 am 0 comments
Labels: Renungan
PEDULI terhadap SESAMA
Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh. Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan.Dan ada berbagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu yang mengerjakan semuanya dalam semua orang. Tiap-tiap orang dikaruniakan pernyataan Roh. Ada yang mempunyai ; karunia untuk berkata-kata dengan hikmat; ada yang mempunyai karunia untuk menyembuhkan; ada yang mempunyai kuasa untuk mengadakan mujijat; ada yang mempunyai karunia untuk berkata-kata dalam bahasa roh. Dan semua karunia itu hendakjnya dilakukan untuk kepentingan bersama . Maria Bunda Yesus ,memberikan teladan bagi kita dengan karunia yang diperolehnya yaitu kepekaannya terhadap sesama. Pada peristiwa pesta perkawinan di Kana, Bunda Maria tidak tinggal diam ketika sang tuan rumah pesta cemas dan panik ketika persediaan anggur telah habis, karena kepekaannya Maria tergerak hatinya dan dengan penuh keyakinan Maria memohon bantuan kepada putera-Nya. Akhirnya dengan pertolongan Yesus yang mengubah air menjadi anggur, kepanikan dan kecemasan berubah menjadi rasa tenang dan kegembiraan.
Dalam hidup sehari-hari kitapun pasti sering menjumpai sesama kita yang mengalami kesulitan. Kesulitan keuangan, kemalangan, sakit, rumah tangga kurang harmonis, anak putus sekolah, kemiskinan, dan kesulitan hidup lainnya. Apakah dengan segala karunia yang sudah kita dapatkan dari Tuhan, hati kita sudah tergerak untuk berbela rasa dengan mereka? Kita ditantang untuk membantu mengurangi beban penderitaan, meringankan kesulitan, memberikan penghiburan, memberikan peneguhan, membantu menyelesaikan permasalahan mereka
Semoga dengan Firman Tuhan hari ini dan teladan Bunda Maria, kita menjadi semakin peka dan mudah tergerak oleh penderitaan sesama dan rela mempergunakan karunia yang telah kita terima dari Tuhan untuk kita pergunakan bagi kepentingan dan hidup sesama. Amin
Oleh : Yohanes Budi, January 11, 2007
Posted by Komunitas Santa Agnes at 8:28:00 am 0 comments
Labels: Renungan
Bila Saatnya Tiba ...
Bacaan Injil hari ini mengingatkan kepada kita bahwa hari kedatangan Tuhan tidak dapat diramalkan kapan akan terjadi. Yesus menegaskan : " Langit dan bumi akan berlalu tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu. Tetapi tentang hari atau saat itu tidak seorangpun tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa saja ". Segala sesuatu yang kita miliki selama masih di dunia adalah sementara dan tidak kekal . Semuanya akan lenyap. Namun Firman Tuhan adalah kekal yang akan memberikan kegembiraan dan keselamatan. Pada waktunya hari kedatangan Tuhan, bagi mereka yang percaya dan melaksanakan Firman Tuhan dengan sepenuh hati akan memperoleh hidup yang kekal dan bagi orang-orang yang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala. Dan bagi mereka yang tidak percaya kepada Firman Tuhan akan mengalami kehinaan dan kengerian yang kekal.
Tuhan Yesus telah mengorbankan nyawa-Nya untuk menghapuskan dosa dan Ia duduk untuk selama-lamanya disebelah kanan Bapa sebagai Raja Semesta alam. Yang pada saatnya akan datang dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya. Kita tidak tahu kapan Tuhan akan datang, tetapi yang perlu kita lakukan adalah bhwa kita selalu mempersiapkan diri setiap saat. Kita tidak mengandalkan dan tergantung kepada hal-hal duniawi tetapi harus berbalik dan menjalani hidup yang baik, dan tak bercela dan berkenan dihadapan Tuhan dengan selalu percaya dan melaksanakan Firman Tuhan dengan sepenuh hati . Sehingga pada saatnya nanti dengan penuh suka cita kita menyambut kedatangan Tuhan dan memperoleh berkat penebusan-Nya yang telah dipersembahkan sekali untuk selamanya dan kita akan bercahaya seperti cakrawala. Amien
Posted by Komunitas Santa Agnes at 8:25:00 am 0 comments
Labels: Renungan
Bila Saatnya Tiba ...
Bacaan Injil hari ini mengingatkan kepada kita bahwa hari kedatangan Tuhan tidak dapat diramalkan kapan akan terjadi. Yesus menegaskan : " Langit dan bumi akan berlalu tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu. Tetapi tentang hari atau saat itu tidak seorangpun tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa saja ". Segala sesuatu yang kita miliki selama masih di dunia adalah sementara dan tidak kekal . Semuanya akan lenyap. Namun Firman Tuhan adalah kekal yang akan memberikan kegembiraan dan keselamatan. Pada waktunya hari kedatangan Tuhan, bagi mereka yang percaya dan melaksanakan Firman Tuhan dengan sepenuh hati akan memperoleh hidup yang kekal dan bagi orang-orang yang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala. Dan bagi mereka yang tidak percaya kepada Firman Tuhan akan mengalami kehinaan dan kengerian yang kekal.
Tuhan Yesus telah mengorbankan nyawa-Nya untuk menghapuskan dosa dan Ia duduk untuk selama-lamanya disebelah kanan Bapa sebagai Raja Semesta alam. Yang pada saatnya akan datang dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya. Kita tidak tahu kapan Tuhan akan datang, tetapi yang perlu kita lakukan adalah bhwa kita selalu mempersiapkan diri setiap saat. Kita tidak mengandalkan dan tergantung kepada hal-hal duniawi tetapi harus berbalik dan menjalani hidup yang baik, dan tak bercela dan berkenan dihadapan Tuhan dengan selalu percaya dan melaksanakan Firman Tuhan dengan sepenuh hati . Sehingga pada saatnya nanti dengan penuh suka cita kita menyambut kedatangan Tuhan dan memperoleh berkat penebusan-Nya yang telah dipersembahkan sekali untuk selamanya dan kita akan bercahaya seperti cakrawala. Amien
Posted by Komunitas Santa Agnes at 8:25:00 am 0 comments
Labels: Renungan
INILAH ANAK YANG KUKASIHI, DENGARKANLAH DIA
Renungan "Tampar" Maret 2006,
Untuk mengobati dan membesarkan hati para muridNya , Yesus mengajak 3 murid-Nya mendaki keatas gunung Tabor. Di puncak gunung Tabor Yesus menampakkan kemuliaan-Nya. Petrus, Yohanes dan Yakobus menjadi saksi kemuliaan Yesus. " Kami menyaksikan, bagaimana Ia menerima kehormatan dan kemuliaan dari Allah Bapa, ….." Mereka mendengar suara dari balik awan, " Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia " Pengalaman yang luar biasa ini sungguh menggembirakan bagi mereka, menghilangkan keraguan yang mereka alami akan siapa Yesus dan memberikan kekuatan dan keberanian kembali serta percaya bahwa Yesus adalah Anak Allah sang Mesias.
Pengalaman para murid Yesus di Gunung Tabor, dengan pengalaman-pengalaman yang lainnya adalah merupakan cara Tuhan mengajarkan kepada murid-murid mengenai siapa Yesus. Semua pengalaman dan kesaksian para rasul ini diteruskan dan diajarkan kepada kita, dan ini merupakan hal yang penting bagi iman kita. Oleh karenanya kesaksian para rasul menjadi dasar iman kita. Untuk mencapai kemuliaannya Yesus harus menderita sengsara, dihina, dan mati di salib.
Sebagai murid Yesus kitapun dituntut untuk mengikuti teladan Yesus dan kesaksian-kesaksian para rasul. Kita harus setia mendengarkan Dia dan berani memberikan kesaksian kepada sesama dengan rela untuk menderita, sengsara, dihina dan " mati disalib " agar mendapatkan kemuliaan. Amin
Posted by Komunitas Santa Agnes at 8:21:00 am 0 comments
Labels: Renungan
Mengikuti YESUS
Pada waktu Yesus memanggil muridNya yang pertama, Ia tidak pernah mempromosikan diriNya dan juga tidak pernah menjanjikan keuntungan-keuntungan yang akan diperoleh jika menjadi pengikutnya, tetapi justru harus siap memanggul salibNya. Ketika dua murid Yohanes Pembabtis mengikuti Yesus, mereka bertanya : " Rabi, dimanakah Engkau tinggal ?" ,pertama-tama yang mereka pikirkan adalah hal-hal bersifat duniawi seperti tempat tinggal , rumah. Yesus tidak menjawab secara pasti di mana rumah-Nya, tetapi Ia berkata : " Marilah dan kamu akan melihatnya ". Yesus tidak menunjukkan tempat tinggal-Nya, namun Yesus mengajak mereka ketempat-tempat dimana Yesus berada, diantara orang-orang berdosa, diantara orang miskin, diantara orang sakit dan menderita, diantara orang-orang tersingkirkan dan diantara banyak orang lain lagi yang membutuhkannya. Disitulah tempat tinggal Yesus bukan dirumah mewah. Akhirnya merekapun mengikuti Dia. . Kesaksian hidup Yesuslah yang menjadi daya tarik bagi mereka dan bagi orang-orang untuk mengikuti Dia.
Dengan mengambil keputusan untuk menjadi murid Yesus berarti kita juga harus membuat keputusan menjawab panggilan-Nya untuk tinggal bersama dia dan siap menjadi saksi dan pewarta sabdaNya. Kita harus harus senantiasa menyediakan waktu untuk merasakan kehadiranNya , campur tangan-Nya yang menyertai dan menuntun hidup kita. Seperti yang dilakukan Nabi Samuel ketika dalam tidurnya Tuhan memanggilNya , Nabi Samuel menjawab :panggilan Tuhan :"Berbicaralah, sebab hambaMu ini mendengar ". Semua materi , rumah, mobil , uang , kekayaan janganlah menjadi tujuan utama hidup kita sehingga kita lupa dan tidak memberikan waktu untuk Tuhan , namun semua itu kita pergunakan untuk perjuangan hidup kita dan sesama kita terutama yang membutuhkan. Kita harus siap tinggal bersama Yesus tinggal diantara mereka yang miskin , menderita , teraniaya dan tersingkirkan. Amin
Posted by Komunitas Santa Agnes at 8:17:00 am 0 comments
Labels: Renungan
Injil. Markus 5: 21 - 43
Markus 5: 21 - 43
Bapak/ibu yang terkasih……. Kehidupan manusia diumpamakan suatu perjalanan dengan menumpang sebuah kapal menuju ke suatu tempat tertentu sebagai tujuan akhir.Kita ibaratkan kita menumpang kapal Sinabung yang hendak ke Jakarta atau Medan………………………………………………………………………………… Bapak ibu dan saudara/saudari yang terkasih, hidup manusia penuh dengan masalah dan penuh dengan kekawatiran akan berbagai hal . Dan semua hidup manusia akan berakhir dengan kematian. Kita kawatir akan kebutuhan makanan, kebutuhan perumahan, kesehatan.dll, apakah kita bisa memenuhinya? Kita kawatir dengan pekerjaan kita, apakah kita bisa mengerjakannya dengan baik atau kita bisa tetap terus dapat pekerjaan ? kita kawatir dengan masa depan yang belum jelas dll. Sering masalah-masalah dan kekawatiran membuat orang berputus asa dan tidak berdaya, tanpa harapan untuk hidup. Dan orang merasa tidak bahagia menjalani kehidupannya. Oleh karena itu tidak bisa dipungkiri bahwa pasti setiap orang ingin bebas dari kekawatitran dan permasalahan agar bisa mengecap kebahagian dan ketenangan hidup Sebenarnya itu semua tergantung pada kita masing-masing. Sebab Tuhan sudah menyiapkan semuanya bagi kita, juga pada saat kita mengalami kekawatiran dan permasalahan .Sebenarnya Allah telah menyiapkan jaket pelampung bagi kita yakni Firmannya dan perahu penyelamat bagi kita yaitu Yesus kristus dengan kasihnya.Seperti pihak Pelni yang telag menyiapkan semuanya didalam kapal Sinabung. Allah telah menyediakannnya, karena Tuhan tidak menghendaki kita terhimpit oleh kekuatiran dan permasalahan. Tuhan ingin kita anak-anaknya hidup dalam kedamaian dan kebahagiaan serta memperoleh keselamatan.
Tuhan tidak akan mengenakan jaket pelampung pada kita dan menaikkannya ke perahu penyelamat. Tuhan hanya menyiapkan dan tugas kita semua adalah mencari dan mengenakan sendiri jaket pelampung itu dan selanjutnya naik ke atas perahu. .Hal ini berarti bahwa kebenaran, cinta kasih , keselamatan dari Tuhan tidak datang dengan sendirinya, tetapi harus dicari dan ditemukan. Seperti yang dialami oleh perempuan yang sakit pendarahan selama 12 tahun dan juga putri Yairus Mereka menemukan kebenaran dalam diri Yesus dan memperoleh belas kasih Nya karena usahanya yang tida henti.Markus 5 : 25-29. Dan akhirnya dengan dasar ketekunan iman dan kepercayaan yang kuat, mereka memperoleh keselamatan .
Bapak/ibu……kita semua jelas tidak bisa menghindar dari permasalahan dan kekawatiran dan juga peristiwa kematian itu sendiri. Semuanya pasti kan kita alami. Namun semuanya itu tidak menjadi alasan bagi kita untuk tidak berusaha menemukan jalan keluar Kita harus berusaha menemukan kebenaran dalam diri Yesus dan mendapatkan belas kasih dan keselamatan daripadaNya, seperti usaha yang tidak henti yang dilakukan oleh perempuan yang menderita sakit pendarahan yang akhirnya sembuh karena kebenaran dan belas kasih dari Yesus. Kita serahkan kekawatiran dan permasalahan kita kepada Tuhan dengan selalu mencari kebenaran dan berpegang kepadaNya agar kita bisa selamat sampai tujuan hidup kita. Amin
Posted by Komunitas Santa Agnes at 8:11:00 am 0 comments
Labels: Sharing Injil - Ibadat komunitas
TAAT DAN SETIA
Menunggu adalah pekerjaan yang paling membosankan, apalagi menunggu sesuatu yang tidak tahu pasti kapan datangnya. Kita bisa hilang kesabaran, frustasi dan akhirnya terlena serta lupa akan apa yang sebenarnya sedang kita kerjakan. Oleh karena itu, maka kita perlu diingatkan setiap saat agar kita tetap sadar, sabar dan bersemangat membuka hati kepada Tuhan yang mau datang. Pada masa advent, awal tahun liturgi ini gereja mengajak kita berefleksi tentang Kedatangan Tuhan yang tak tahu pasti kapan waktunya. Pada hari ini ? Pada hari Natal ? Pada akhir hidup kita ? Atau pada setiap saat pada setiap hati kita ? Oleh karena tidak pasti datangnya, maka kita dituntut untuk selalu siap setiap saat menyambut kedatangan Tuhan. Dalam situasi seperti ini yang diperlukan adalah ketenangan, kesabaran dan harapan yang besar. "Hati-hatilah dan berjaga jagalah!Sebab kamu tidak tahu bilamanakah waktunya tiba "
Berjaga-jaga bukan berarti tidak melakukan apa-apa, melainkan harus terus selalu setia dalam iman, harapan, dan kasih. Berjaga-jagalah "…….supaya jangan kamu didapatinya sedang tidur "
Rasul Paulus dalam suratnya mengatakan " Ia juga akan meneguhkan kamu sampai pada kesudahannya, sehingga kamu tidak bercacat pada hari Tuhan Kita Yesus Kristus " Kita masih diberi " Waktu Luang " oleh Tuhan , oleh karena itu pada masa advent atau masa penantian ini kita masih mempunyai kesempatan untuk refleksi diri dan berekonsiliasi dengan Tuhan dan sesama. Kita dengan taat dan setia serta terus berjaga-jaga harus mempergunakan waktu itu sebaik-baiknya dan mengisinya dengan hidup dan karya yang berkenan dihadapan Tuhan dan juga bisa bermanfaat bagi kegembiraan hidup orang lain sehingga bisa menjadi berkat dan bekal bagi kita untuk persiapan menyambut kedatangan Tuhan..Apakah hari ini ? Pada hari Natal ? Pada Akhir jaman ? atau setiap saat pada hati kita ?
Siapa takut ! kalau kita memang sudah siap setiap saat. Amin
Posted by Komunitas Santa Agnes at 8:07:00 am 0 comments
Labels: Renungan
TAAT DAN SETIA
Menunggu adalah pekerjaan yang paling membosankan, apalagi menunggu sesuatu yang tidak tahu pasti kapan datangnya. Kita bisa hilang kesabaran, frustasi dan akhirnya terlena serta lupa akan apa yang sebenarnya sedang kita kerjakan. Oleh karena itu, maka kita perlu diingatkan setiap saat agar kita tetap sadar, sabar dan bersemangat membuka hati kepada Tuhan yang mau datang. Pada masa advent, awal tahun liturgi ini gereja mengajak kita berefleksi tentang Kedatangan Tuhan yang tak tahu pasti kapan waktunya. Pada hari ini ? Pada hari Natal ? Pada akhir hidup kita ? Atau pada setiap saat pada setiap hati kita ? Oleh karena tidak pasti datangnya, maka kita dituntut untuk selalu siap setiap saat menyambut kedatangan Tuhan. Dalam situasi seperti ini yang diperlukan adalah ketenangan, kesabaran dan harapan yang besar. "Hati-hatilah dan berjaga jagalah!Sebab kamu tidak tahu bilamanakah waktunya tiba "
Berjaga-jaga bukan berarti tidak melakukan apa-apa, melainkan harus terus selalu setia dalam iman, harapan, dan kasih. Berjaga-jagalah "…….supaya jangan kamu didapatinya sedang tidur "
Rasul Paulus dalam suratnya mengatakan " Ia juga akan meneguhkan kamu sampai pada kesudahannya, sehingga kamu tidak bercacat pada hari Tuhan Kita Yesus Kristus " Kita masih diberi " Waktu Luang " oleh Tuhan , oleh karena itu pada masa advent atau masa penantian ini kita masih mempunyai kesempatan untuk refleksi diri dan berekonsiliasi dengan Tuhan dan sesama. Kita dengan taat dan setia serta terus berjaga-jaga harus mempergunakan waktu itu sebaik-baiknya dan mengisinya dengan hidup dan karya yang berkenan dihadapan Tuhan dan juga bisa bermanfaat bagi kegembiraan hidup orang lain sehingga bisa menjadi berkat dan bekal bagi kita untuk persiapan menyambut kedatangan Tuhan..Apakah hari ini ? Pada hari Natal ? Pada Akhir jaman ? atau setiap saat pada hati kita ?
Siapa takut ! kalau kita memang sudah siap setiap saat. Amin
Posted by Komunitas Santa Agnes at 8:07:00 am 0 comments
Labels: Renungan
EKARISTI, KESETIAAN DAN PENGORBANAN
Pengalaman perjumpaan dengan malaikat Tuhan adalah sebuah pengalaman yang menimbulkan banyak tanda tanya. "Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut anak Allah yang maha tinggi". Bagaimana mungkin Maria seorang gadis desa yang sederhana, yang belum bersuami dipilih oleh Allah dan akan mengandung seorang anak, anak Allah? Namun didalam ketakutan dan kebingungannya , kata-kata malaikat membuka hati Maria yang masih tertutup oleh kebingungannya. Maria menunjukkkan sikap seorang yang beriman sejati , dengan tulus dan rendah hati menyerahkan semuanya kepada Allah, dengan berkata :" Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan ; jadilah padaku menurut perkataanmu itu."
Dalam sepanjang perjalanan kehidupannya dengan Yesus putranya, banyak sekali penderitaan yang ditanggung bunda Maria terutama di dalam penderitaan Yesus yang menderita untuk keselamatan manusia. Kedukaan sewaktu Yesus dijatuhi hukuman mati, ketika menderita memanggul salibnya menuju bukit Golgota diolok-olok dan diludahi . Kedukaan ketika akhirnya Yesus disalibkan dan wafat. Kedukaan ketika jenasah Yesus diturunkan di pangkuannya. Dan kedukaan ketika Yesus dimakamkan. Bisa dibayangkan bagaimana perasaan seorang ibu yang melihat penderitaan putranya yang amat menyedihkan? Yang mengagumkan adalah bahwa Bunda Maria tabah dan setia menanggung kedukaan dan penderitaan itu sampai akhir jalan salib Yesus dan tidak pernah mengeluh dan lari dari penderitaan itu, dan menyimpannya untuk dirinya sendiri.
Yesus sejak kedatangannya di dunia banyak mengalami percobaan. Ia harus lahir ditempat yang sederhana, tempat yang tidak layak bagiNya, yaitu kandang domba. Ditolak ditanah kelahirannya sendiri, Nasareth. Ditolak dan dimusuhi oleh imam-imam, penguasa-penguasa ,ahli taurat dan orang farisi. Tidak hanya sampai disitu, dalam perjalanan hidup selanjutnya Ia masih banyak mengalami tantangan , cobaan dan penderitaaan hingga wafat di kayu salib. Semuanya dilakukan untuk keselamatan manusia
Pada malam sebelum menderita Yesus mengadakan perjamuan Paska bersama-sama dengan muridnya lalu Ia mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka, katanya :"Inilah tubuhku yang diserahkan bagimu, perbuatlah ini menjadi peringatan akan Daku.Lalu Ia berkata :" Cawan ini adalah perjanjian baru oleh darahKu yang ditumpahkan bagi kamu…..". Setelah itu pergilah Yesus ke taman Getsemani, berdoa kepada Bapanya dan menyerahkan dirinya kepadaNya. Akhirnya Yesus dikhianati oleh muridnya sendiri, Yudas Iskariot dan ditangkap dan diadili dengan berbagai macam tuduhan. Yesus yang tidak bersalah diadili dihadapan mahkamah agama dan akhirnya dijatuhi hukuman mati di kayu salib. Dalam perjalanan penderitaannya yang sangat luar biasa, Dia tidak mengeluh dan tetap menjalaninya. Bahkan ketika murid-muridnya juga meninggalkannya, Dia tetap setia kepada Bapanya untuk menjalankan tugasnya. Menderita sengsara, disalibkan dan wafat di kayu salib untuk menebus dosa manusia. Ketika sebelum wafat, Dia tahu bahwa segala sesuatu telah selesai Ia berkata: " sudah selasai " ( Yoh19:30) dan " Ya Bapa kedalam tanganMu kuserahkan nyawaKu " ( Luk 23:46). Ini menunjukkkan kesetiaan yang luar biasa yang ditunjukkan Yesus kepada Bapanya, tugasnya sudah selesai dan dia menyerahkan sepenuhnya dirinya kepada Bapanya. " Ya Bapa Ku, jikalau Engkau mau, ambilah cawan ini dari pada Ku; tetapi bukanlah kehendak Ku, melainkan kehendak Mulah yang terjadi "
Kesederhanaan yang terwujud dari bunda Maria, menjadikannya dia dipilih oleh Allah menjadi Bunda Tuhan. Kepercayaan dan kesetiaannya kepada Allah ditunjukkkannnya dengan menerima tugas yang amat berat kepadanya, dan dengan penuh kepasrahan ia menyerahkan sepenuhnya kepada Allah karena " ia percaya sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan akan terlaksana " ( Luk 1:45 ) Kesetiannya kepada Allah juga ditunjukkannya kepada putranya Yesus Kristus ,serta Maria rela menanggung beban cobaan dan penderitaan dalam menemani Yesus dari lahir sampai wafatnya dikayu salib sungguh mengagumkan. Ini diwujudkannya dalam imannya pada Allah : "Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanMu itu ".
Kesetiaan Bunda Maria kepada Allah maupun kepada Yesus berarti adalah kesetiaan untuk membantu karya keselamatan Allah untuk manusia . Demikian juga dengan kesetiaan Yesus kepada Bapanya untuk untuk melaksanakan karya keselamatan, walaupun dengan mengalami penderitaan yang luar biasa dan akhirnya meninggal di kayu salib, dan menyerahkan nyawanya untuk menebus dosa-dosa manusia. Dalam Ekaristi , Yesus kembali hadir ditengah-tengah kita dan mengorbankan dirinya dengan memberikan tubuh dan darahnya kepada kita, seperti perjamuan paska yang pernah dilakukannya bersama murid-murid Nya, ini adalah wujud kasih setianya tetap selalu memberikan keselamatan kepada kita dan memberikan tugas perutusan kepada kita, mewartakan karya keselamatan kepada semua orang.
Kesetiaan Maria untuk menerima tugas dari Allah dengan penuh ketulusan dan kerendahan hati, juga kesetiaan Maria menemani Yesus dalam penderitaannya serta juga kesetiaan Yesus kepada Bapanya demi keselamatan manusia, merupakan teladan yang luar biasa bagi kita untuk bersedia dipakai Tuhan bagi kegembiraan orang banyak tanpa harus memikirkan diri kita sendiri. Tanpa harus memikirkan untung dan ruginya, menerima dan melaksanakannya dengan setia , tulus dan rendah hati
Amin.
Posted by Komunitas Santa Agnes at 8:01:00 am 0 comments
Labels: Renungan
KELUARGA DAN KOMUNITAS BASIS GEREJANI
Keluarga merupakan suatu komunitas terkecil yang hidup berdasarkan cinta, dan komunitas kecil ini merupakan gambaran asli tentang apa itu gereja (keluarga merupakan gereja mini ). Gereja mini bersatu akan nenjadi gereja yang lebih besar yakni Komunitas Basis Gerejani, KBG-KBG bersatu menjadi gereja yang lebih besar yakni Umat Paroki dan selanjutnya menjadi bagian dari gereja universal. Oleh karena itu sebagai gereja mini keluarga hendaknya ikut ambil bagian dalam kehidupan dan misi gereja yakni menjadi komunitas yang percaya dan menginjil, menjadi komunitas yang selalu berdialog dengan Tuhan, dan menjadi komunitas yang melayani..
# Orang tua adalah pendidik yang pertama dan utama bagi anak-anak. Sekolah, gereja dan masyarakat yang akan melengkapi dengan ilmu pengetahuan, ajaran iman dan moral, serta pengalaman hidup social. Orang tualah yang pertama-tama mendengar dan menerima sabda Tuhan , memahaminya dan menghayatinya serta melaksanakannya dalan kehidupan dan selanjutnya mewartakannya kepada anak-anaknya secara bertahap sesuai dengan perkembangan fisik dan psikologis anak (sesuai dengan janji perkawinan ) contoh : mengawalinya dengan cerita-ceirta bergambar mengenai kitab suci ……… Tugas ini tidaklah mudah dilakukan seperti yang dialami oleh para rasul , namun harus terus menerus dilakukan sehingga akhirnya keluarga akan menjadi komunitas yang menginjil. Kemudian keluarga bisa menjadi pewarta injil bagi keluarga-keluarga lain diluar rumah.
# Gereja katolik mengajarkan bahwa perkawinan merupakan panggilan yang berasal dari Tuhan. Maka gereja juga mengajarkan bahwa Tuhan berperan dalam perkawinan, sejak persiapan sampai berakhirnya. Tuhanlah yang mempertemukan pemuda dan pemudi , menumbuhkan dan menguatkan kasih diantara mereka, memberi keberanian untuk menikah, lalu memberkati mereka menjadi suami istri. Tidak berhenti sampai di sini, Tuhanpun tetap berkenan hadir dan berperan dalam kehidupan perkawinan mereka. Dengan dasar ini suami –istri katolik diharapkan tidak hanya mengakui kehadiran dan peranan Tuhan itu, tetapi sungguh-sungguh beriman kepadanya. Inilah spiritualitas perkawinan , penghayatan iman dalam kehidupan perkawinan. Salah satu ungkapan iman yang paling jelas adalah doa dan ibadat yang kita panjatkan dirumah maupun di tempat ibadat baik secara pribadi maupun bersama-sama Namun iman yang kita ungkapkan dalam doa dan ibadat tidak akan ada gunanya tanpa kita amalkan dalam sikap dan perbuatan baik kepada sesama. Orang tua mempunyai tanggung jawab yang khusus yaitu mendidik dan mewariskan imannya kepada anak-anaknya, memperkenalkan dan mendidik anak-anak di dalam kehidupan doa sejak dini. Doa bersama-sama dalam keluarga merupakan kesempatan yang bisa dipergunakan untuk mengajarkan dan mengajak anak untuk berdoa, dimulai dari yang paling sederhana dan mudah dilakukan sesuai dengan perkembangan anak Contoh…………………………… ………………….. Selain itu orang tua juga perlu memperkenalkan kepada anak-anak tahap-tahap kehidupan gereja termasuk Ekaristi pada hari minggu, memperkenalkan sakramen-sakramen dsb.
# Panggilan untuk merasull berasal dari Tuhan Yesus kepada kita pengikutNya termasuk keluarga. Ia memberi tugas untuk mewartakan injil dan memberikan pertolongan kepada semua saja yang sedang menderita dan memerlukan pertolongan Dengan bekal iman dan percaya kepada sabda Tuhan serta dngan kekuatan doa keluarga harus siap bergerak keluar rumah. Komunitas Basis Gerejani dan lingkungan tempat tingggal yang terdekat adalah tempat yang tepat untuk mengamalkan iman kita dalam sikap dan perbuatan.Terbuka pada orang lain / masyarakat, tergerak oleh rasa keadilan dan kepedulian terhadap orang lain. KBG adalah cara baru kehidupan menggereja, dimana banyak hal yang tidak dapat kita temukan dan alami di gereja secara masal, dapat kita temukan, rasakan dan alami bersama di dalam KBG. Seperti persaudaraan, perhatian, kerja sama, kasih pelayanan dan lain sebagainya. Jadi KBG bukan hanya sebagai tempat berkumpul untuk berdoa dan beribadat, namun justru lebih dari itu yaitu kesaksian iman kita kepada sesama untuk saling meneguhkan.
Yang perlu diperhatikan adalah bahwa, cara mendidik anak yang terbaik adalah dengan memberikan teladan hidup.Tindakan nyata lebih menarik dari pada teori-teori , nasihat dan ceramah. Oleh karena itu anak akan mengikuti orang tuanya yang rajin dan setia membaca kitab suci, rajin berdoa dan mempunyai kepekaan dan kepedulian kepada sesama.Seperti yang ditulis oleh Rasul Yakobus :" Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan adalah mati."
Posted by Komunitas Santa Agnes at 7:56:00 am 0 comments
Labels: Renungan
TUJUH PULUH KALI TUJUH KALI
Renungan untuk "Tampar" di Paroki
Itulah jawaban Yesus atas pertanyaan Petrus : " Tuhan sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku ? " Jadi bukan hanya sampai tujuh kali. Setiap kali kita melakukan kesalahan kita tentu berharap agar orang lain memaafkan kita,.Namun apakah juga sebaliknya kalau orang lain bersalah kepada kita kitapun bersedia memaafkan mereka ? Injil hari ini mengisahkan perumpamaan seorang raja yang mengadakan perhitungan dengan hambanya yang berutang sepuluh ribu talenta. Hamba ini tidak mampu melunasi hutangnya., dan memohon kepada raja untuk meringankan hutangnya dengan bersujud di hadapannya. Tergerak oleh rasa belas kasihan maka raja itu menghapus hutangnya dan membebaskannya.
Namun yang terjadi, setelah hamba itu keluar ia berjumpa dengan hamba lain kawannnya yang berhutang kepadanya ,ia memaksa kawannya tersebut untuk membayar hutangnya. Tanpa rasa belas kasih hamba tersebut menangkap dan mencekik kawannya yang berhutang itu dan menjebloskannya kedalam penjara karena tidak mampu membayar hutangnya Akhirnya kejadian itu diketahui kawan-kawannya dan dilaporkan kepada raja. Raja segera menangkapnya dan menyerahkannya kepada algojo-algojo sampai ia melunasi hutang-hutangnya.
Kita menuntut orang lain untuk mengampuni dan memaafkan kita. Tetapi sebaliknya kita sendiri begitu berat untuk memberikan maaf kepada orang lain. Kita menuntut orang lain untuk berkorban untuk kita tatapi apakah kita juga mau berkorban untuk orang lain ? Lalu mengapa kita mesti menuntut orang lain, jika kita sendiri tidak mau melakukannya untuk orang lain ?
Dalam suratnya kepada jemaat di Roma rasul Paulus mengatakan Sebab tidak ada seorangpun diantara kita yang hidup untuk dirinya sendiri …. Oleh karena itu semuanya bisa kita mulai dari diri kita sendiri sebelum kita mengharapkan orang lain melakukan sesuatu kepada kita dalam segala hal. Amin
oleh : Pak Budi, 25 Agustus 2005
Posted by Komunitas Santa Agnes at 7:47:00 am 0 comments
Labels: Renungan
Wednesday, February 06, 2008
Mengenal DIA
Renungan Pribadi...........just sharing
Yesus memberikan teladan kepada kita dalam warta Injil hari ini, ketika Dia berpuasa 40 hari dipadang gurun Yesus dicobai iblis. Walaupun Yesus mempunyai kuasa namun Yesus tidak menanggapi tawaran dan tipu daya iblis untuk mengikuti perintahnya walaupun iblis memberikan tawaran kekuasaan dan kemuliaan . Yesus tidak menggunakan kuasa-Nya untuk memenuhi kebutuhan pribadi , Yesus setia kepada Bapanya
Ketika dicobai iblis, Yesus berkata :” Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti “ dan “ Jangan engkau mencobai Tuhan, Allahmu!
Masa Prapaska adalah Padang gurun kehidupan yaitu tempat bagi kita untuk menyendiri, berpuasa, meninggalkan keinginan-keinginan pribadi dan lebih mendekatkan diri kepada NYA agar kita mampu mengalahkan godaan iblis. Berpuasa bukan hanya mengurangi makan dan minum tetapi berarti meninggalkan segala perbuatan dan kebiasaan buruk dan lebih banyak melakukan perbuatan-perbuatan yang baik dan bermanfaat bagi banyak orang. Dan ternyata untuk mengenal DIA, kita tidak cukup hanya dengan tertunduk tunduk atau membungkukkan seluruh anggota tubuh didepan Altar, Tidak cukup hanya dengan sertifikat “beriman”
Tidak cukup hanya dengan berdoa
Tidak cukup hanya dengan memuji Tuhan
Tapi yang di inginkan oleh NYA adalah aksi nyata KITA dalam potret DIRINYA terhadap sesama yang lebih berkenan dihadapan NYA. Amin
Posted by Komunitas Santa Agnes at 3:40:00 pm 0 comments
Labels: Renungan